Pagi yang cerah namun berembun dingin menyambut
seorang gadis muda yang akan meninggalkan kota London, angin dingin berhembus
menembus kulit dan serasa menusuk. Di penggiran kota Sulfolk , di sebuah rumah
yang berukuran sedang dan nyaman yang di tempati seorang gadis berwajah
oriental. Pagi tersebut mungkin jadi pagi yang menyibukkan dibanding pagi yang
lainnya , beberapa tas dan koper yang lumayan besar ia keluarkan sambil
menuliskan sesuatu dalam buku kecil berwana pink hitam .
“ Good
morning , Ki-chan ?? “ sapa seorang pemuda dari balik pagar rumah
tetangganya .
“ Ah , morning ... Keito.” balasnya sambil
tersenyum .
Ternyata pemuda tersebut adalah tetangganya , yah
pemuda yang sudah biasa dengan logat London namun berwajah oriental sama
seperti Yuki. Pagi ini dia janji kepada
Yuki untuk mengantar kepergiannya ke bandara karena hari ini Yuki berencana
pulang ke jepang. Pemuda yang sudah bertetangga dengan Yuki ini bernama Okamoto
Keito , dia sudah lama tinggal di Sufolk sejak ia masih kecil jadi wajar saja
jika bahasa Inggrisnya sangat lancar dan bagus .
“ Siap untuk pulang ke tanah kelahiranmu ?? “
tanyanya .
“ Tentu saja. Aku lahir dan besar disana namun
tiba tiba dikirim ke London apa itu tidak membuat ku shock ?? Tapi menurutku
untuk ukuranmu itu sudah biasa kan ?? “ balasnya .
“ Hehe , kau ini. Awalnya aku juga shock , tapi
perlahan jadi suatu kebiasaan ya kan ?? Ayo sini kubawakan kopermu yang seperti
jangkar itu. Kau ingin pulang , tapi barangmu kau bawa semua. Apa kau berencana
tidak kembali lagi kesini ? Bukankah lebih baik bawa barang yang penting dan
inti saja Ki-chan ?.” tanya keito.
“ Yah , untuk seterusnya aku tak akan menetap
lagi disini. Aku akan menetap di Jepang dengan keluargaku , lagipula masalah
kaacan dan toucan sudah selesai kan. Waktunya pulang dan berkumpul lagi dengan
mereka , aku sudah terlalu lelah memikirkan masalah mereka dan aku sudah
berhasil ke.. London hehe hidup disini meyenangkan Keito. “ jawabnya .
“ Hmmm , kurasa jika aku punya waktu aku akan
kesana Ki-chan .”
“ Tentu saja harus , kau lahir disana Keito.
Pikirkan saudara jauhmu itu , buatlah karir atau apalah dan menetaplah di tanah
airmu , begitu kan Keitoo ?? Hahahaha “ balasnya sambil tertawa lepas.
“ Hahaha , Ki-chan. Cara bicara mu itu seperti
orangtua saja. Ayo berangkat nanti kau bisa ketinggalan pesawat .” jawab keito
.
“ Iya iya , aku tau. Nanti salam yaa buat teman
yang lain nya. “ rajuknya .
“ Iyaaa , itu harus. Agar mereka tak melupakan
Ki-chan yang cerewet itu , kalau ketemu lagi harus tetap jadi Ki-chan yang
seperti ini yaa ??” pinta keito
Mereka berangkat menggunakan mobil milik ayah
Keito. Perjalanan yang cukup singkat ke bandara membuat perbincangan mereka
berdua serasa singkat sekali , tidak seperti hari hari biasanya yang dipenuhi
ocehan panjang lebar Yuki bersama tawa khas Keito. Hari ini nampak suram dengan
kepergian Yuki , mungkin itulah yang dirasakan Keito saat ini. Mengantar
kepergian teman dekatnya selama 12 tahun di London untuk pulang kembali ke
Jepang demi ayah dan ibunya , yang akan membuat hari hari Keito sepi tanpa ocehan
cerita Yuki .
“ Nah kurasa itu pesawatmu. Hati hatilah di jalan
, banyak banyak berdoa yaa Ki-chan .” sambil melambai melepas kepergian Yuki.
“ Iyaa , itu yang selalu aku lakukan kan kalau
takut menghadapi sesuatu. Oh yaa , Keitoo senyumm yaaa. Kau harus tersenyum
kalau aku tak ada disini. Daaah Keitooo , kau keren huu. Ahahahaha “ teriaknya.
Tiga puluh detik pesawat Yuki lepas landas ,
Keito masih memandangi lapangan dimana pesawat Yuki berada. Setetes air mata
keluar dari pelupuk mata keito , selama ini hanya Yukinlah yang mampu membuat
Keito tersenyum dan tertawa lepas. Tanpa Yuki mungkin Keito akan kembali lagi
jadi Keito yang biasa saja , hanya tersenyum sebentar kemudian diam , hanya
tertawa sebentar kemudian diam. Hanya rasa sunyi yang Keito rasakan jika tak
ada Yuki di dekatnya .
Gadis ceria yang setiap harinya selalu tersenyum
, tertawa riang seperti tanpa ada beban ,bercerita dengan semangat bagaikan
hari harinya adalah hari yang penuh dengan keajaiban. Rambutnya yang selalu
dikuncir kebelakang yang akan protes kalau dilepas , wajahnya yang selalu
memerah jika musim dingin tiba dan kebiasaannya membangunkan Keito jika belum
bangun. Mungkin itulah sosok Yuki dimata Keito selama ini , seorang teman yang
sangat dekat yang mengubah sifat Keito yang pendiam , cuek , dan tak tertarik
oleh kegiatan diluar. Namun teman yang dikagumi dan disayangi Keito kini sudah
pergi , pergi ke negara kelahirannya. Mungkin Keito dapat menemuinya namun tak
akan seperti sebelumnya , melihatnya setiap hari.
Di
pesawat....
“
Gomen Keito , aku ingin tinggal bersamamu. Tapi itu sulit dilakukan, Kaacan
membutuhkan ku tapi aku juga tahu kau membutuhkanku , sekali lagi Gomen Keito. “
Perasaan yang berkecamuk antara Keito dan Yuki ,
perasaan yang dimiliki masing masing diri namun tak ingin diketahui oleh sosok
yang lain. Entah bagaimana menghapus rasa bersalah Yuki terhadap Keito , dia
tak mungkin kembali lagi ke London menemui Keito sementara sang ibu sudah menunggu
Yuki di Osaka. Rasa yang hadir antar mereka berdua , entah itu teman atau suka
tapi mereka mengetahuinya hanya satu yang terjadi sulit untuk mengucapkannya
dan mengakuinya. Bagi Yuki Keito adalah seseorang yang sangat menyenangkan , jika
diajak bicara mengenai suatu masalah yang terjadi dalam kehidupan ini , Keito
adalah orang yng sangat bersahabat.
“
Bagiku Keito orang yang meyenangkan , hanya di picu sedikit dia bisa tertawa
kok. Kalian jangan menganggap jika Keito itu seseorang yang cuek dan pendiam.
Kemarin aku bicara panjang lebar dengan Keito , ya kann Keito ?? “ cecar Yuki
pada keito.
“
Ki-chan , sudahlah. Biar saja mereka memeng mengenalku seperti itu , disekolah
ataupun di klub aku memang selalu pendiam. Ayo pulang .. “ balas Keito.
“
Chigau yo Keito , image mu harus dirubah apakah kau mau terus dibilang orang
yang tak pedulian ? “ tanya Yuki.
“ Keito Gomen ne , suki da yo Kaito ..... “rintih
Yuki dalam dingin nya udara malam.
Suara rintih kecilnya hampir tak terdengar dalam
pesawat yang sunyi karena para penumpang sudah terlelap dalam gelapnya malam
itu , 3 jam lagi Yuki sampai di bandara internasional Osaka. Entah siapa yang
akan menjemput nya di bandara kakaknya , ibunya , ayahnya atau mungkin ia harus
menuju ke rumahnya sendiri tanpa teman.
No comments:
Post a Comment